Membatik Kediri
Mengikuti
keris dan wayang yang sudah lebih dulu diakui UNESCO sebagai warisan
budaya milik Indonesia, batik menyusul di tahun 2003 dan mendapat tempat
tersendiri di hati pecintanya. Setiap daerah berlomba menunjukkan
karyanya lewat batik. Berbagai motif khas daerah belakangan semakin
bermunculan.
Tidak
mau kalah, Kediri ikut meramaikan pasar batik nasional lewat tangan
dingin Ibu Dra. Suminarwati Sundoro yang mengusung brand “Suminar” dan
telah menghasilkan berbagai batik khas Kediri yang cukup diperhitungkan.
Ibu
Suminarwati telah mendirikan sebuah galeri yang berpusat di Jalan
Kapten Tendean 24 Permata Hijau X/1-2 Kediri dan diberi nama Rumah Batik
Suminar. Galeri tersebut didirikan sekitar tahun 1980 dan mulai
memproduksi batik khas Kediri di tahun 1996 yaitu Batik Bolleches dengan
motif pertamanya yaitu Bambu Sakura.
Setelah
berhasil dengan motif pertamanya, Suminar menambah koleksi dengan
menciptakan 20 karya, diantaranya Batik Rosela, Batik Mangga Podang,
Batik Anak Kelud dan lain-lain. Tidak ketinggalan maskot Kabupaten
Kediri, Simpang Lima Gumul ikut diabadikan dalam salah satu motif batik
Suminar.
Berbeda
dengan kebanyakan batik yang sudah ada, batik Suminar memiliki motif
yang tidak terikat dengan pakem-pakem yang ada, coraknya lebih bebas dan
memiliki pola natural dan tematis. Sedangkan warnanya cenderung lebih
berani dan eksotis.
Tidak
puas hanya merambah pasar Kediri, Suminar mulai melebarkan sayapnya ke
pulau seberang, Bali. Motif Baron dan Pure menjadi motif utama dalam
produk yang dipasarkan di Pulau Dewata tersebut. (ymr)
0 komentar: